Berita  

Pemkab Jepara Respon Positif Rencana Festival Bondo Perkuat Bondo sebagai Daerah wisata Religi

banner 120x600
banner 468x60

Tamperaknews.com – Jepara, Jawa Tengah – Pagi Senin 11 September 2023 lihak Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia dan Panitia Lokal Festival Bondo dan Rapat Kerja Nasional Pewarna diterima pihak Pemerintah Kabupaten Jepara terkait permohonan audensi dengan pihak Pemda.

Di Kantor Bupati Jepara PEWARNA Indonesia diterima Asisten Bupati serta jajaran Kepala-kepala Dinas Pemda Jepara serta Camat Bangsri terkait festival akan di gelar.

banner 325x300

Heri Yuliyanto, STp., M.Si., asisten bupati menyambut dan mempersilahkan Pengurus Pusat PEWARNA Indonesia yang dipimpin langsung Yusuf Mujiono Ketua Umum didampingi Albert Muntu Bendahara Umum, Dony Leonardo Departemen Lintas Lembaga dan Ricky Mantiri Departemen OKK dan dari pihak panitia lokal di antaranya Suyito Basuki Ketua, Sugeng Sekretaris, Subandrio Bendahara serta Betty dan Purwati, untuk menjelaskan maksud dan tujuan Festival Bondo.

Yusuf setelah memaparkan bahwa Festival Bondo ini merupakan tindak lanjut dari Napak Tilas Rasul Jawa (NTRJ) sebuah kegiatan mendudah kembali nilai-nilai luhur yang telah ditorehkan oleh para pendahulu kita terutama sosok atau tokoh penginjil bumiputera yang dalam kiprahnya sosok penginjil itu mampu berkontribusi dalam meningkatkan tatanan masyarakat ketika itu serta mampu memberikan terobosan akan tata kehidupan dengan nilai-nilai baru.

Dan bukti dari karya mereka berdiri sebuah Kampung Nasrani yang saat ini menjadi sebuah Desa Bondo masuk wilayah Kabupaten Jepara.

Di desa tersebut menyimpan sejarah dan karya dari seorang Tokoh Nasrani Kyai Ibrahim Tunggul Wulung sekaligus tempat makam dari Kyai Ibrahim Tunggul Wulung dan Istrinya Nyi Endang Sampurnawati.

Bondo di mata PEWARNA Indonesia desa ini bukan saja menyimpan sejarah kiprah Kyai Ibrahim Tunggul Wulung sebagai tokoh yang membuka Kampung Kristen tetapi juga alamnya yang dekat dengan pantai menjadi daya pikat tersendiri jika dikembangkan menjadi sebuah daerah Destinasi Wisata Religi baik bagi umat Nasrani maupun umat-umat beragama lain, sehingga Jepara menjadi sebuah daerah yang kuat dengan nuansa keberagaman karena balutan nilai-nilai agama yang bisa bertumbuh dan berdampingan seperti yang dicanangkan di sebuah gapura masuk wilayah Pantai Bondo dengan tulisan besar Wisata Tri Religi.

Untuk itu kegiatan Festival Bondo ini, akan semakin mengukuhkan Desa Bondo sebagai Kawasan Wisata Religi yang bercirikan Nasrani dengan harapan festival ini akan menjadi agenda tahunan Pemkab Jepara serta masyarakat Bondo sendiri.

Menyambut paparan dari PP PEWARNA Indonesia dan panitia, Heri Yuliyanto, STP, M.Si., Asisten Bupati mersepon positif rencana ini, dan sebagai pemerintah daerah akan memberikan dukungan semaksimal mungkin akan rencana festival ini, dengan harapan Desa Bondo di Jepara akan semakin dikenal dan rencana memperkuat Bondo sebagai Kawasan Wisata Religi ini akan mendukung kerja pemerintah daerah dan bermanfaaat bagi masyarakat sekitar.

Kepada pihak Panitia Lokal, Heri meminta mengajukan surat kembali apa saja yang panitia butuhkan, agar acara ini berlangsung dengan sukses dan berdampak bagi masyarakat sekitar dan wilayah Jepara itu sendiri.

“Silahkan ajukan list apa saja yang diperlukan, kemudian setelah kami menerima list dari panitia akan kami serahkan kepada bapak bupati lalu akan menjawab bagian mana yang kami bisa bantu, namun prinsipnya pihak Pemkab akan mendukung semaksimal mungkin, dengan harapan acara ini akan sukses dan berdampak bagi masyarakat,” tandas Heri yang didampingi Kepala-kepala Dinas Pemkab Jepara.

Festival Bondo sebuah rangkaian acara yang akan digelar mulai tanggal 8-11 November 2023 diawali dengan berbagai kegiatan seperti seminar-seminar, pengobatan gratis, camp jurnalistik dan puncaknya Festival Bondo yang rencana akan diikuti 5.000 orang dari berbagai gereja bukan saja gereja-gereja dari Bondo dan sekitarnya tetapi juga ada beberapa gereja dari luar kabupaten sekitar.

Festival ini akan menggunakan adat budaya diiringi berbagai nyanyian kidung jemaat dan puncaknya menggelar paduan suara kolosal dengan harapan bisa tercatat dalam rekor MURI.

Reporter: Johan Sopaheluwakan

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *