Tamperaknews.com – Jakarta – Resensi buku yang disajikan Dr. Abednego Tri Gumono, M.Pd. berjudul Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Kristiani – Sebuah Pendekatan Interdisipliner terkait buku yang ditulis Juniriang Zendrato, dkk yang diterbitkan oleh Universitas Pelita Harapan Press. Tahun Terbit bukan Juni 2023 dengan tebal buku 154 halaman.
Masa kanak-kanak merupakan periode yang sangat penting dan krusial dalam perkembangan mereka. Anak-anak perlu mendapatkan pendidikan yang benar agar mereka tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh.
Menjadi anak yang cerdas dan terampil saja tentu belumlah cukup jika tidak disertai dengan karakter yang unggul.
Menjadi pribadi yang utuh itulah harapan semua orang di tengah arus zaman yang memberi peluang distruktif bagi pertumbuhan anak itu sendiri.
Ancaman media sosial, pertemanan, orang tua yang sangat sibuk, serta era perubahan yang sangat cepat menjadi faktor penyerta yang harus diperhatikan. Untuk mewujudkan harapan akan tujuan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak, diperlukan cara memandang, memperlakukan, dan mendidik mereka dengan benar.
Di tengah realitas yang seperti inilah hadir sebuah buku penuntun pendidikan anak-anak dengan landasan yang kokoh sebagai jawaban kebutuhan sarana buku pendidikan anak yang holistis.
Bagian pertama buku bunga rampai karya para dosen yang sangat terkait pendidikan anak-anak ini berupa pandangan dasar sebagai bekal pemahaman tentang anak-anak dalam perspektif Kristen yang dimulai dari pijakan awal bahwa manusia adalah rupa dan gambar Allah.
Sebagai peta dan teladan Allah, manusia diberikan kapasitas secara unik untuk mencerminkan dan merefleksikan. Manusia juga diciptakan Istimewa. Ini artinya bahwa manusia berbeda dari makhluk yang lain (hal.2-3).
Dalam teologi Kristen dikenal istilah grand narrative/narasi agung yang memuat penciptaan-kejatuhan-penebusan-dan penyempurnaan. Kejatuhan memberi dampak kerusakan dimensi manusia karena dosa. Akibat kejatuhan, seluruh aspek kehidupan telah tercemar dosa.
Manusia memiliki kecenderungan yang berlawanan dengan kehendak Allah. Di dalam iman kristiani, Tuhan Yesus datang untuk mengembalikan manusia yang telah rusak sebagai gambar Allah tersebut. Kemudian, penyempurnaan atas gambar dan rupa Allah terus berjalan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pendidikan dalam ancangan teologis Kristen adalah sebagai upaya untuk mengembalikan citra Allah dalam diri manusia yang telah dirusak oleh dosa. Akhirnya, narasi agung penciptaan, kejatuhan, penebusan, dan penyempurnaan inilah yang menjadi pilar penting dalam menghadapi seluruh bidang kehidupan termasuk pendidikan anak, khususnya pendidikan anak usia dini.
Semangat untuk menyatukan anak-anak dengan Allah (Kristus) adalah menjadi keutamaan proses pendidikan. Hal itu berarti bahwa pendidikan tidak sekadar mencapai segi-segi pertumbuhan kognitif dan fisik, tetapi pendidikan seutuhnya.
Tugas utama manusia adalah memuliakan Allah dalam seluruh keberadaannya. Manusia harus hidup bersama dengan sesama dengan penuh kasih dalam memuliakan Allah secara dinamis dalam mengelola dunia.
Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua dipercayakan untuk mengasuh anak-anak dalam kerangka kebenaran tersebut (hal.7).
Berdasarkan paparan itu, nampak bahwa kunci utama dalam pendidikan anak adalah relasi.
Anak-anak perlu ditolong agar memiliki relasi yang baik dengan orang tua, teman-teman, guru, dan terlebih-lebih kepada Tuhan.
Dengan relasi yang baik, anak-anak belajar mengenal lingkungan, sesama, dan Tuhan. Anak-anak perlu belajar cara merespons Allah dan sesama.
Dalam hal ini, orang tua dan para pendidik memiliki tanggung jawab untuk menolong mereka bertumbuh terhadap pengenalan akan Allah sebagai pusat kehidupan. Anak-anak harus belajar untuk bertumbuh dan berubah menuju pada perubahan pribadi yang semakin menyatu dengan Tuhan.
Di sinilah peran pendidik dan orang tua dalam membawa anak-anak dalam perubahan yang sesuai dengan kehendak Allah.
Bukan suatu kebetulan jika buku ini menempatkan subjudul bertemakan lingkungan pada bagian kedua.
Lingkungan adalah faktor utama bagi perkembangan anak-anak. Anak-anak tumbuh dalam keluarga, lingkungan sekitar, maupun sekolah.
Di lingkungan itulah anak-anak mengenal peristiwa, objek, dan relasi dengan seluruh pancaindra mereka. Begitulah proses tumbuh dan belajar untuk memperoleh pengalaman.
Pada bagian kedua ini diketengahkan teori sistem bioekologi Bronfenbrenner yang menempatkan keluarga sebagai lingkungan pendidikan bagi anak-anak dan pengaruh lingkungan untuk menguatkan perkembangan anak.
Perkembangan anak tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya (hal 25). Oleh karena itu, keluarga, sekolah, dan gereja menjadi pilar penting dalam pendidikan anak-anak.
Lebih jauh, bagian ketiga membahas perkembangan anak yang dapat dilihat dari teori psikososial. Sesuai dengan teori ini, lagi-lagi lingkungan keluarga menjadi tempat dan nyaman dan aman bagi perkembangan orang tua. Anak-anak mulai membangun rasa percaya pada kepada lingkungannya melalui orang tua. Hal ini menegaskan betapa penting lingkungan keluarga.
Sikap orang tua yang dapat dipercaya akan menjadi sarana yang baik bagi anak dalam mengenal Allah (hal.63).
Dengan itu, cinta anak pada Tuhan juga mulai dibangun dari kecil melalui keluarga.
Jika di rumah, anak-anak dapat dituntun oleh orang tua, para guru di sekolah memiliki peran dan tanggung jawab yang besar di lingkungan sekolah.
Guru dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menarik melalui relasi yang hangat. Guru membantu dengan sabar dan telaten perkembangan psikomotorik anak. Guru juga menuntun anak-anak dalam mengembangkan sikap mereka berkaitan dengan buah-buah roh seperti belajar mengembangkan kasih, sukacita, rasa damai, kesabaran, kelemahlembutan, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, dan penguasaan diri. Pendek kata guru memegang peran penting di dalam pertumbuhan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal-hal tersebut dikupas secara sistematis dalam bagian keempat ini.
Segi penting yang menjadi perhatian pertumbuhan dan perkembangan anak-anak adalah hal pemerolehan bahasa. Bagian kelima membahas perkembangan bahasa ini di mana anak-anak terutama umur 0-5 tahun adalah masa awal tumbuhkembangnya bahasa secara pesat.
Masa ini, anak-anak sedang memperoleh bahasa pertama mereka. Oleh karena itu pandangan tentang bahasa secara kristiani menjadi fondasi penting agar anak-anak dapat belajar dan menggunakan bahasa secara benar dan tepat.
Hal ini lebih disebabkan bahwa bahasa tidak hanya merefleksikan pikiran dan pengalaman, tetapi juga merefleksikan realitas iman seseorang.
Terlebih dari itu, anak-anak sebagai rupa dan gambar Allah mencerminkan keallahan dari sudut bahasa.
Allah adalah Allah yang berelasi melalui bahasa. Bahasa adalah anugerah istimewa bagi manusia (hal.90-91).
Bagian akhir membahas anak-anak usia dini dan kreativitas. Aspek kreativitas adalah baik jika ditanamkan sejak dini. Hal itu disebabkan oleh adanya suatu kenyataan bahwa pada masa mendatang, anak-anak akan menghadapi kehidupan yang sangat kompetitif.
Sebagai suatu gambaran, abad 21 adalah abad keterampilan yang tentu membutuhkan latihan kreativitas agar anak-anak akan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba cepat (110-131).
Keprihatinan penulis terhadap kekerasan anak pada bagian ini juga nampak sangat jelas. Orang tua/ orang terdekat anak seharusnyalah yang memberikan perlindungan dan kasih sayang, namun justru malah bertindak sebaliknya sebagai pelaku kekerasan.
Tidak jarang kasus kekerasan bahkan hingga pembunuhan dilakukan oleh orang tua.
Keprihatinan dan kepedulian penulis tersebut menjadi peringatan serius terhadap peran orang tua bagi anak-anak.
Dikemas dengan berbagai pandangan seperti wawasan Kristen dan wawasan ilmu pengetahuan, buku karya para praktisi pendidikan tinggi ini memiliki kekayaan perspektif yang sangat membantu orang tua, para guru, dan siapa pun yang berkecimpung dalam pendidikan anak khususnya anak usia dini. Kekayaan perspektif dalam memandang, meletakkan, dan merelevansikan tiap topik menambah keyakinan akan peran buku tersebut yang begitu besar bagi kita dalam mendidik anak.
Buku setebal 154 halaman ini juga merupakan salah satu tuntunan terbaik guna memberikan pengetahuan dan pemahaman yang benar, memberikan arah yang jelas bagi pendidikan anak-anak. .
Sistematika dan alur yang terskema dengan baik dan terstruktur memudahkan pembaca dalam memahami setiap bagian di dalamnya. Sungguh, buah-buah pemikiran yang berguna sejati bagi pendidikan anak-anak kita.
Reporter: Johan Sopaheluwakan