Tamperaknews.com – Rangkasbitung – Momentum bulan Ramadan Gen Moderat Indonesia menggelar diskusi moderasi terkait pencegahan intoleransi dan radikalisme dalam rangka menyuarakan budaya persatuan, toleransi, dan dakwah mencerahakan di kalangan generasi milenial.
Kegiatan ini mengusung tema “Dakwah Mencerahkan Generasi Milenial dalam Mencegah Intoleransi Agama dan Radikalisme,”
Turut hadir sebagai nara sumber Satgaswil Banten Densus 88 Antiteror Polri, IPDA Hari Mulyono, S.H. dan Sekertaris Jenderal Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Banten Endang Herdiana, S.Sos.
Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung SMK 1 Muhammadiyah Rangkasbitung pada Kamis (28/3) itu disambut dengan antusias oleh 150 peserta.
Dalam sambutannya Ketua Dewan Pembina Gen Moderat Indonesia, Cak Abid mengajak generasi milenial untuk terlibat aktif dalam menanggulangi virus intoleransi, radikalisme dan aksi terorisme di kalangan pemuda.
“Deteksi dini terkait penanggulangan terorisme ini menjadi atensi semua pihak, khususnya para generasi milenial untuk terlibat aktif dalam menyuarakan pesan-pesan toleransi, nilai kebangsaan, dan keberagaman yang moderat di tengah masyarakat,” kata Cak Abid dalam keterangannya, Kamis (28/03/24).
Cak Abid menjelaskan, saat ini sinergi pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam upaya penanggulangan terorisme. Generasi milenial agar melakukan deteksi dini terhadap potensi keberadaan terorisme, radikalisme, dan ekstremisme di tengah-tengah lingkungannya.
“Generasi milenial harus menjadi kawah candradimuka dalam menangkal bahaya laten intoleransi dan radikalisme yang merongrong kewibawaan dan tujuan konsensus nasional dalam berbangsa dan bernegara,” tegas Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta.
Sementara itu, Satgaswil Banten Densus 88 Antiteror Polri IPDA Hari Mulyono menjelaskan, intoleransi agama dapat muncul dalam berbagai berbagai bentuk misalnya, kekerasan fisik dan ujaran kebencian mengarah pada isu SARA.
“Saya sangat mengapresiasi sekali kegiatan diskusi moderasi yang di selenggarakan oleh Gen Moderat Indonesia dalam memberikan wawasan kebangsaan, perkuat ideologi Pancasila, dan memberikan wasan 4 pilar kebangsaan,” kata Hari Mulyono.
Hari Mulyono menegaskan, menjadi tugas kita bersama-sama bahwa untuk menangkal penyebaran narasi intoleransi agama dan radikalisme dimedia sosial dibutuhkan kerja sama. Yang lebih penting lagi adalah membiasakan diri kita dengan bersikap moderat dan menghargai perbedaan yang ada.
Lanjut Hari Mulyono, sehingga kami Densus 88 Antiteror Polri terus mengupayakan untuk memberantas segala bentuk pemahaman yang mengarahkan pada radikalisme, aksi terorisme, dan segala bentuk yang memecah belah umat.
Selanjutnya, Endang Herdiana yang juga Sekertaris Jenderal Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Banten menerangkan ancaman radikalisme diawali dari seseorang yang gagal paham atau salah paham karena ketidak tahuan atau kurang memahami ilmu secara mendalam. Akibatnya, mereka menjadi seseorang intoleran yang akan berpotensi terpapar radikalisme, kemudian akan memicu munculnya terorisme.
“Untuk mencegah dan melawan paham radikalisme diperlukan peran bersama. Tidak hanya suatu lembaga atau sebagian elemen masyarakat saja, melainkan seluruh elemen masyarakat. Salah satunya mempercayai kebenaran Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara, tidak sebagai agama atau aliran kepercayaan. Sehingga generasi milenial tidak mudah terjerumus oleh doktrin kelompok radikal,” pungkasnya.
Reporter: Johan Sopaheluwakan