๐๐๐ข๐ฅ๐๐ง๐๐ ๐ฃ๐๐ฌ๐จ.๐๐ค๐ข โ ๐ ๐๐ ๐๐ง๐ฉ๐ ๐๐ช๐จ๐๐ฉ, ๐ฟ๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐ง๐ฉ๐ – Bertempat di Lantai III Ghra Oikoumene PGI pada Rabu (21/2/2024) Pukul 10.00 โ 12.30 WIB berlangsung kegiatan Peluncuran dan Diskusi Video dengan mengambil topik Edukasi Peran Gereja dalam Menghadapi Krisis Iklim.
Acara yang diselenggarakan tersebut digagas atas kolaborasi antara Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) Persekutuan Gereja-geraja di Indonesia dan Yayasan Manka. Hadir sebagai nara sumber adalah Juliarta Bramansa Ottay dari Yayasan Manka, Dr. Agustin Teras Narang selaku Ketua Yayasan Kesehatan PGI Cikini serta Pdt. Jimmy Sormin, S.E. selaku Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) PGI. Dan acara dipandu oleh Riza Anila selaku Staf KKC PGI.
Hadir dalam kesempatan tersebut adalah Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, Sekum PGI Pdt. Jack Manuputty, Sekretaris PGI Wilayah DKI Jakarta Pdt. Ferry Simanjuntak serta jajaran, Ketua Umum PEWARNA Indonesia Yusuf Mujiono dan jajaran PERWAMKI serta Susi dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Sambutan penting dari PGI yang disampaikan oleh Pdt. Jacky Manuputty, โKita berjumpa untuk membahas isu yang laten kita bicarakan karena tantangannya luar biasa. Saat ini para pemerhati lingkungan dan publik telah sampai pada satu titik, untuk mengakui bahwa 200 tahun antroposentris itu gagal. 200 tahun pandangan yang terpusat kepada manusia sebagai pengedali ternyata gagal, dengan realitas kerusakan bumi sehingga istilah yang mendekati kiamat ekologi,โ paparmnya.
โSebagai gereja kita terpanggil dalam kapasitas yang terbatas jika berbicara tentang strategi lingkungan dan keadilan ekologi. Itu kerja raksasa yang super besar seantero jagad,โ tegasnya lagi.
Jack manuputty berharap melalui video pendek ini menjadi konstribusi kecil PGI mendorong gereja memulai dari kecil menjaga keseimbangan ekologi.
Sementara itu Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom juga angkat bicara menyampaikan bahwa akan terjadi Kiamat Ekologis. Sebab itu yang sekarang kita butuhkan adalah pertobatan ekologis. โTidak sekedar Langkah-langkah kecil, yang krusial adalah paradigma teologis kita, kita cukup lama berbasis memperlakukan alam diciptakan demi kebutuhan manusia, padahal alam punya marwahnya sendiri,โ ujarnya.
Lebih lanjut Gomar Gultom menyampaikan bahwa cara berpikir kita harus dikembangkan bahwa alam mempunyai hubungan sendiri dengan Allah. Memperlakukan alam semen-mena sama saja dengan kita sedang mencibir Allah.
Sementara itu Teras Narang sebagai salah satu nara sumber mengungkapkan, โPertumbuhan dari warga negara (Indonesia) luar biasa, diperkirakan tahun 2030 akan meledak lagi di tahun 2045, penduduk akan mencapai 400 juta. Wilayah Indonesia 2/3 laut dan 1/3 darat maka dari segi pertumbuhan manusaia kita harus berpikir,โ ujarnya.
โKita sedang berpikir untuk mengundang investor dalam rangka kaitannya dengan IKN. Saya melihat bahwa investasi perlu lahan, contoh di Kalimantan Tengah kendati penduuduk sedikit wilayahnya akan mempengaruhi penggunaan lahan,โtegasnya.
Nara sumber berikutnya Pdt. Jimmy Sormin berpandangan, โPerlu adanya norma bersama, salah satunya selaras dengan alam, tidak tamak, menyadari situasi kehidupan ekologis, harus tahu berkata cukup, dapat berbagi kehidupan dan memperjuangkan system berkecukupan dan berkeadilan,โ terangnya.
Hal yang penting disampaikan Juliarta Bramansa Ottay dari Yayasan Manka bahwa, โPerjuangan terhadap pemeliharaan lingkungan hidup dan perubahan iklim, tidak lengkap tanpa ada dukungan dari masyarakat sekitar, karena kondisi menunjukkan cuaca yang makin panas, banjir, persoalan sampah terkhusus di Jakarta, sebab itu melalui video yang ditayangkan atas Kerjasama Manka dan PGI dapat menjadi bahan yang dapat disebar ke semua pihak dan menjadi Gerakan moral bersama untuk mencintai lingkungan yang lebih dalam lagi,โ ujarnya.
Dari perwakilan pemerintah dalam hal ini Pemrintah DKI Jakarta yaitu Dinas Lingkungan Hidup, Susi mengungkapkan, โKrisis iklim memang harus kita Atasi bersama, lintas sektor, lintas agama. Sosialisasi dalam rangka mengatasi dalampaknya perlu dilakukan. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta telah melakukan Kerjasama dengan PGI melalui Program Sadar Sampah sesuai Pergub No. 77Tahun 2020 terkait pemilhan sampah lingkup warga untuk memilah sampah dalam 4 jenis. Sehingga sampah organic dan non organic makin berkurang jumlahnya,โ paparnya.
Acara diakhiri dengan foto bersama, pemberian cindera mata dari PGI kepada para nara sumber dan makan bersama.
๐๐porter: Johan Sopaheluwakan